“Sejauh yang bisa aku ingat, kita selalu duduk di
sini, salah satu kabel listrik di kota besar ini, jarang main-main ke taman dan
mematuki remahan roti seperti merpati lain. Kenapa begitu ya?”
“Bodoh, tentu saja, karena mereka itu merpati rendahan
semua Squit. Mereka hanya tau soal terbang kesana kemari, dan ketika ada remahan
roti yang dilemparkan oleh para manusia itu mereka berkerumun. Sepertinya para
manusia itu menganggap seakan kita tidak bisa mencari makan sendiri.”, kesalnya
dengan suara seraknya yang khas dan logat mafia italianya.
“Tapi Pesto, kau kan juga pernah makan itu, bahkan
mengusir para merpati lain. Kau makan dengan sangat beringas, kau bilang
rotinya enak.”, ujar Squit dengan polosnya.
“Diam kau!”, dengan wajahnya yang memerah karena
malu dia menendang bokong Squit.
Bobby hanya tertawa-tawa melihat mereka berdua.
Sampai-sampai di berputar-putar di kabel listrik itu.
“Hey pesto, kalau memang begitu bagaimana kalau kita
cari tempat nongkrong baru?”
“OKE! Kita cari tempat yang biasa diduduki manusia! Kita
perlihatkan kalau kita bisa seperti mereka!”
“Kurasa lebih enak kalau kita ke taman dan ikut
menikmati remahan roti itu Bob”.
“Diam kau Squit! Kau jangan menyamakan kita bertiga
seperti merpati-merpati lain itu.”
“Tapi Pes-“
“DIAM!”, dia kembali menendang bokong pesto.
Bobby tersenyum melihat kepolosan squit.
***
“Itu tempat incaran kita, ada 1 gelas minuman
disitu, gimana pesto? Siap?”
“Ayo kita lakukan.”
“Okay bob”, ucap Squit ikut-ikutan.
“Dalam hitungan 3, dan kita meluncur”.
“3!”, teriak squit langsung meluncur terbang.
“SQUIIIIIITT!!!”, Pesto yang terkejut langsung mengejarnya.
Bobby hanya tertawa-tawa dan mengikuti mereka.
Formasi satu garis lurus, langsung menukik tajam 120
derajat. Kemudian berbelok melewati kerumunan manusia dan akhirnya sampai di
meja target mereka. Sebuah restoran Fastfood ala manusia, masih belum
dibersihkan. Masih ada nampan dan satu gelas kertas berisikan sisa softdrink di meja.
“okay bob, apa yang harus kita lakukan disini. Tidak
ada makanan!”
“Tenang pesto, disini masih ada 1 minuman. Daripada makan
roti, minum minuman manusia ini lebih baik buatmu kan? aku tes dulu.”, Bobby
langsung meyeruput minuman sisa itu dan menyisakan untuk Pesto dan Squit.
“Entah kenapa manusia suka minuman seperti ini”,
Bobby menyipitkan matanya dan mengeluarkan ekspresi kecut setelah meminum
minuman soda buatan manusia itu.
“Enak Bob?”, Pesto ragu dan takut buat meminum itu.
“Hm...rasanya minuman ini membuat mataku sipit.”,
ujar Bobby.
Selagi Bobby dan Pesto membicarakan rasanya, Squit
meminum minuman itu dan mulai menyipitkan matanya juga.
“Rasanya seperti...jeruk? bukan...strawwwberryy??
ttTTttehh?!nyemm..”, Sepertinya minuman itu berefek memabukkan buak Squit.
“aku mau co—KENAPA KAU HABISKAN SEMUA SQUITTT!!!”,
dia mau memukul Squit, tapi squit yang terlalu mabuk mengelak dengan tidak
sengaja dan Pesto pun jatuh, menelan pipet. Tubuhnya jadi memanjang aneh.
“fuuu fuuuu fuuuuuu”, dia tidak bisa bersuara.
“Hey pessssTToooo, kau aneEEhHH seEWkkaaalliI, apAA
ittTu eenNNAkk?? MinUummAan ini rasaAnnyAA luucccuu...hik”, squit benar-benar
mabuk.
Pesto hanya bisa marah-marah tanpa keluar suara
dengan pipet yang ditelannya.
Bobby Cuma bisa tertawa melihat kelakuan keduanya.
“Ini lebBBih enNnnak darrri remmAAHhann RotiiII, kau
benarrr pesssTTooo”. Ujarnya sambil mengacungkan jempol.
“fuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”, teriak
pesto.