sejak tahun 2006, istilah enterpreneur, trainer dan motivator semakin menanjak. terutama motivator.
banyak orang yang merasa membutuhkan motivator agar mereka mampu bangkit. motivator dalam istilahnya bisa disebut sebagai "pemberi semangat" atau motiv-ator "pendorong, orang yang mampu memberikan motif agar orang lain bisa maju".
tapi sebenarnya,
Setiap orang adalah motivator buat diri sendiri. Mau ada banyak motivator sekalipun, mau dimotivasi sebanyak apapun, tapi jika orang tetap malas melakukan sesuatu. Maka akan tetap malas.
Malah mungkin mereka memotivasi diri untuk sibuk bermalas-malasan.
orang zaman sekarang, untuk melakukan kebaikan saja butuh dimotivasi. mau jadi lebih baik juga harus dimotivasi dulu... acara seminar ataupun training motivasi itu percuma kalo ga pernah dpraktekkan sebenar2nya, sekarang, berapa banyak sih orang yg mau praktek ketimbang yg ga?
teman saya bilang:"kalaupun ditemukan obat untuk menghilangkan rasa malas di dunia ini, manusia pun masih malas untuk minum obat malas itu."
malas bisa banyak bentuknya, ada penundaan, ada penolakan, dst.
Contoh:
alex habis membaca buku motivasi dan kebetulan juga tadi dia habis menonton acara motivator terkenal.
Dan akhirnya dia berpikir. ''Ya, aku harus memulai nya dengan penuh semangat. Tapi aku akan mulai besok''....
kemudian esoknya,''huff...capek...kerjanya nyicil dulu deh...''.
hal Itu semua berlanjut menumpuk secara tidak disadari.
Seharusnya kita sibuk ''beraksi dan bereaksi positif'' setelah dimotivasi, tapi sebaliknya malah kita sibuk ''membenahi diri'' yang konotasinya adalah merubah segala sesuatu dengan proses yang tidak terlalu cepat.
Contoh:
alex habis membaca buku motivasi dan kebetulan juga tadi dia habis menonton acara motivator terkenal.
Dan akhirnya dia berpikir. ''Ya, aku harus memulai nya dengan penuh semangat. Tapi aku akan mulai besok''....
kemudian esoknya,''huff...capek...kerjanya nyicil dulu deh...''.
hal Itu semua berlanjut menumpuk secara tidak disadari.
Seharusnya kita sibuk ''beraksi dan bereaksi positif'' setelah dimotivasi, tapi sebaliknya malah kita sibuk ''membenahi diri'' yang konotasinya adalah merubah segala sesuatu dengan proses yang tidak terlalu cepat.
seperti kata isma dalam FB,(06 Februari jam 17:53):
"Pemalas itu sebenernya orang2 yg gak menikmati dan menghargai proses. Selalu mengukur kesuksesan dari besarnya hasil. Mereka punya motivasi dan cita2 yg tinggi..tp selalu pengen tujuannya cepet terwujud tanpa perlu capek2 bekerja dan belajar(proses)..
Sekalinya mereka gagal,langsung drop karena ngerasa sia2 perjuangan selama ini..jadinya males buat memulai lg..
padahal kalo orang yg mau belajar,justru makin tertantang dan penasaran sama penyebab dia gagal..dan justru ngerasa kalah kalo dia gak mau bangkit dari kegagalannya..
Itulah budaya instan....
Mungkin penyebabnya adalah didikan orangtua waktu kecil dan lingkungan kita yang selalu berorientasi sama hasil..
Orang tua yg otoriter pengen anaknya jd disiplin dgn mendikte apa apa saja yg musti dilakukan oleh anak tanpa kompromi. Anak jadinya gak mandiri,krn ga dibiasain buat mencoba sendiri caranya,dan ga akan ada kesempatan belajar dari kegagalannya.
Pas gede ntar dia bingung sendiri musti ngapaen pas dapet masalah. Jadinya takut buat mencoba dan lama2 males untuk memulai, karena terlalu nyaman di zona aman."
Kebanyakan motivasi sekarang ini adalah pemberian informasi dan penyadaran. Bukan menyemangati.
kita pasti pernah melihat atau mengikuti berbeapa seminar atau training motivasi kan? nah 75 % dari itu semua adalah bentuk motivasi dalam bntuk penyadaran,jika pun motivasi sudah berdasarkan asas menyemangati, motivasi itu hanya akan bertahan tidak lebih dari 1 minggu.Tekanan lingkungan lebih kuat dari motivasi yang diberikan..
kita pasti pernah melihat atau mengikuti berbeapa seminar atau training motivasi kan? nah 75 % dari itu semua adalah bentuk motivasi dalam bntuk penyadaran,jika pun motivasi sudah berdasarkan asas menyemangati, motivasi itu hanya akan bertahan tidak lebih dari 1 minggu.Tekanan lingkungan lebih kuat dari motivasi yang diberikan..
jadi motivasi itu seharusnya dibuat bagaimana? apa ada benda lain selain motivasi yang lebih kuat melawan tekanan lingkungan? atau kemana sandaran yang lebih baik bagi kita sebenarnya?
Aksi dan reaksi paling positif adalah pada saat itu juga tentukan, catat, rekam semua idealisme kita tanpa memikirkan resiko yang ada. Jika salah satu dari idealisme atau yang kita sebut prinsip itu bisa dipraktekkan pada saat itu juga.maka lakukan.sisanya, buat target berapa lama akan dilakukan.
yang lebih kuat dari tekanan lingkungan adalah ''keajaiban = ketekunan dan kesabaran = kerja keras.''
dan 1 lg, jika figur pemberi motivasi itu adalah orang yang perilaku,pola pikir dan sifatnya bisa dijadikan contoh.apalagi jika dikenal secara luas, maka motivasi itu akan berefek lumayan baik.
yang lebih kuat dari tekanan lingkungan adalah ''keajaiban = ketekunan dan kesabaran = kerja keras.''
dan 1 lg, jika figur pemberi motivasi itu adalah orang yang perilaku,pola pikir dan sifatnya bisa dijadikan contoh.apalagi jika dikenal secara luas, maka motivasi itu akan berefek lumayan baik.
ngeliat temen aj..kita bisa bangga n semangat..walaupun cuma menonjolkan prestasi,seseorang sudah menjadi motivator.
banyak orang2 di tempat terpencil tekun dan sabar, tidak terlewatkan setiap menitnya dengan produktivitas, padahal mereka tidak pernah mendapat traning motivasi
banyak orang2 mengerti training motivasi, bermimpi tinggi, tapi mengejarnya dengan santai santai..
banyak orang2 mengerti training motivasi, bermimpi tinggi, tapi mengejarnya dengan santai santai..
jadi semua terserah anda, jika anda pun ingin mencari figur sempurna, maka yang mungkin mendekati itu adalah Nabi Muhammad Sallahu alaihi wasalam.
mungkin ini pertanyaan yang akan atau sedang anda pertanyakan:
Kenapa motivator itu bisa tetap termotivasi tanpa dimotivasi oleh orang lain?
karena motivator terus mencari motivasi... motivator yang tidak mencari motivasi, tidak belajar juga akan mati motivasinya.berarti memang benar, setiap orang adalah motivator bagi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar