“Berikan...itu..padaku...”
Kuzunoha menggeleng.
“Berikan...padaku!”
Kuzunoha menggeleng lagi dan kali ini dia bersiap untuk segala
kemungkinan,dia mengeluarkan pedangnya.
“BERIKAN.PADAKU!”
Makhluk itu mulai mengejarnya. Mau tak mau dia harus bergerak kali ini, mencari jalan keluar dari hutan
Tento. Tangan kanannya memegang pedang yang terhunus sedangkan mawar itu tetap di tangan kirinya.
“BERIKAN.BERIKAN.BERIKAN.BERIKAAAAAN!”
Suara dari makhluk itu menggema, menggetarkan hutan, memecah
senja.
“ITU MILIKKU!!! BERIKAN!”
Malam mulai turun, jalan keluar dari hutan semakin sulit
ditemukan. Hutan tento diam. Hanya terdengar suara ranting retak dan semak yang
terpotong karena kejar-kejaran antara Kuzunoha dan makhluk itu.
“BERIKAN PADAKU! DASAR MANUSIA RENDAH! BERIKAN! ATAU KUBUNUH
KAU!”.
Satu mawar ini bukan mawar biasa.
“CEPAT BERIKAN PADAKUUU!”
Makhluk itu semakin cepat, melompat dari 1 dahan pohon ke
pohon lainnya. Kadang lewat tanah
menyeruak dari balik pohon dan mencoba menerkam. Namun Kuzunoha sudah terlatih.
“GRAAAAAAAAAAAAAAAAAAGH!”
Benda-benda tajam berbentuk seperti pisau es menyerbu kuzunoha dari segala
arah. Dia berusaha menghindari dan menghalau pisau-pisau es itu dengan
Pedangnya.
“BERHENTI! BERIKAN ITU! ITU MILIKKU!!”
Kuzunoha tetap tak mempedulikannya.
Tiba-tiba Dia berhenti. Bukan Jalan keluar hutan, tapi tanah
yang cukup lapang. Tidak ada pepohonan dalam jarak 10 meter.
“BERIKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!!”
Suara itu memekik dan menyergap kuzunoha seketika. Tangannya mencengkram leher kuzunoha dan mengangkatnya ke atas. Kuzunoha meronta dan menusukkan pedangnya ke tubuh makhluk itu.
Suara itu memekik dan menyergap kuzunoha seketika. Tangannya mencengkram leher kuzunoha dan mengangkatnya ke atas. Kuzunoha meronta dan menusukkan pedangnya ke tubuh makhluk itu.
“Magna. Agi”
Kuzunoha mengucapkan mantera. Makhluk itu terbakar seketika.
“AAAARRRRRRGHHHH!!!!”
“...”
“PANAAASSS!!!”
Kuzunoha hanya diam menyaksikan makhluk itu terbakar. Sampai
akhirnya makhluk itu melemah.
“Be..ri..kan..”
“Ini tidak seharusnya untuk dirimu.”
“Itu...mi..lik..ku..”
“Dulu...dulu ini milikmu..”
“Be..ri..kan..itu..pa..da..ku..”
Makhluk itu merunduk, terdengar isak tangis darinya.
“ease-ent.”
Kuzunoha membacakan mantera lainnya.
“ Sekarang kau sudah bisa berbicara dengan lancar, bicaralah padaku.”
“ Sekarang kau sudah bisa berbicara dengan lancar, bicaralah padaku.”
“Mawar itu.. hanya itu yang aku punya...hanya itu yang
membuatku bisa mengingat semua kenangan tentang rasa cintaku padanya. Sebelum
dia diculik dan dibunuh. Mawar itu yang kami rawat sejak dari bibit. Hanya itu.
Aku mohon berikan padaku. Kau..manusia..yang paham akan cinta..berikan mawar
itu padaku. Hanya itu yang aku punya...hanya itu..berikan..”
“Kau sudah mati. Kau tidak lebih dari sekadar energi jiwa dari kenangan yang ada di mawar ini. Kau memanfaatkannya dan membunuh semua yang datang ke sekitar hutan ini. Itu bentuk cintamu pada kekasihmu yang tiada?"
"Cintaku..."
"Kau tidak perlu ada disini lagi, Mawar ini biar aku yang menyimpannya. Bersiaplah..aku akan menghapusmu dari dunia ini.”
“Tidak..jangan...aku tidak mau!! Berikan mawar itu padaku.”
“Percaya padaku. Aku akan mengirimmu ke tempat yang
seharusnya. Ke tempat orang yang pernah kau cintai.”
“orang yang pernah aku cintai...”
Makhluk itu terdiam. Kuzunoha mengarahkan pedangnya pada
makhluk itu.
“Purify. Mahama.”
Dalam sekejap makhluk itu menghilang dikelilingi cahaya yang
menyilaukan.
Satu jam kemudian, Kuzunoha sudah sampai ke mobilnya yang
diparkir di pintu keluar hutan.
“Satu mawar ini. Hanya satu. Tapi memiliki energi cinta sebesar
ini...sulit dimengerti...”
Mobil melaju di tengah gelapnya malam. Membawanya pulang ditengah lamunan yang dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar