Menakjubkan sekali! mungkin itu yang anda pikirkan ketika melihat remaja atau individu berpakaian sedikit "unik" di jalanan atau di tempat-tempat tertentu ketika anda sedang berjalan-jalan sore dengan teman anda. Tapi pikiran yang menakjubkan itu sedikit bersinggungan-bahkan anda sendiri berpikir tentang pikiran 'takjub' tadi- dengan ''aneh sekali'', atau mungkin ''ada-ada saja tingkah orang ini''.
Hal yang sama akan terjadi ketika anda melihat keunikan tadi pada komunitas Cosplay dan harajuku. dan disini mungkin anda juga akan berpikir,"kreatif!", "keren", "bisa kayak gini juga ya?".Tapi tidak sedikit yang tidak setuju dengan anda,"apaan sih ni?", "alay/norak banget banget". atau yang paling tidak mengenakkan "bikin sakit mata aja,kayak anak-anak".
oh, atau jangan-jangan anda juga tidak tahu bahwa mereka-mereka yang mengenakan baju seperti ksatria baja hitam, ninja-ninjaan, pakaian yang megar-megar, gothic-gothic, aksesoris-terlalu-banyak, senjata-senjataan atau apapun itu yang mereka kenakan dan mampu menarik perhatian anda adalah sosok yang disebut sebagai Cosplayer?
atau mungkin anda tahu ada suatu festival, atau acara-acara dimana orang-orangnya bukan hanya melakukan pertukaran informasi dan pengetahuan tentang jepang, tetapi juga memakai pakaian gaya jepang dan malah sedikit mengarah ke kartun seperti Naruto, atau sailormoon?tetapi anda juga tidak tahu istilahnya...
atau malah anda tahu apa itu cosplay dan cosplayer sebagai maniak jepang-jepangan, game jepang, dan kartun atau komik jepang?
semua pendahuluan diatas akan anda temui di artikel apapun yang berhubungan dengan cosplay.
ketidaktahuan masyarakat dan animo terhadap komunitas ini menimbulkan pertanyaan dan kekaguman yang luar biasa dengan tidak sedikit hujatan yang juga muncul-sama halnya dalam masalah di komunitas apapun-bersamaan dengan kekaguman tadi. bahkan sampai ada yang membuat suatu curahan hati yang mereka sebut anti-cosplay hanya karena merasa terganggu dengan penampilan para cosplayer yang mereka anggap "terlalu berlebihan".
saya mencoba menuangkan apa yang saya ketahui tentang cosplay dan para pelakunya-yang kita sebut cosplayer-dalam suatu wacana ilmiah. tujuan utamanya adalah, memberikan informasi apa sebenarnya cosplay dan dunia cosplay itu seperti apa, serta mengubah animo atau pandangan masyarakat yang kurang baik dengan memberikan manfaat atau kelnihan ataupun kekurangan dari Cosplay ini. *secondary purpose-menambah self-confidence pada para cosplayer.
saya harap anda akan tertarik dan menghlangkan rasa tidak suka anda pada sejarah. karena saya akan memulai ini semua dengan sejarah cosplay terlebih dahulu.
SEJARAH
menurut Shiro kagamine(salah satu cosplayer) dalam catatannya "cosplay th apa sh??^^ (cosplayer wajib baca)", Cosplay memiliki sejarah yang cukup unik.
Pada tahun 1960, sering diadakan konferensi fiksi ilmiah di amerika, dimana para peserta yang hadir didalamnya disuruh mengenakan kostum dari karakter film fiksi yang ada di amerika. dan ternyata ini adalah adaptasi suatu budaya masquarade atau pesta topeng. Kemudian pada tahun 1978, di Ashinoko, Prefektur Kanagawa,Jepang, cosplay pertama kali dilangsungkan dalam bentuk pesta topeng Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars. Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.
PERKEMBANGAN
Memasuki era 90-an sampai sekarang, Perkembangan selanjutnya tampak dari industri anime(kartun jepang) dan manga(komik jepang) yang ternyata lebih membludak dibanding komik-komik dari negara amerika. Apalagi dari amerika sendiri dalam produksi gamenya mengadaptasi bahkan hanya sedikit mengubah isi game dari jepang. Terutama pada beberapa konsol seperti Playstation 2 ataupun X-Box. industri ini secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan jumlah coslpayer. Kenapa? karena didalam anime, game dan manga itu sendiri ternyata muncul banyak pengkarakteran sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita. Lihat saja contohnya dalam game suikoden series. Pada satu seri game ini saja memiiki 108 karakter yang merupakan karakter utama yang harus didapatkan oleh karakter yang dimainkan oleh gamer. Bayangkan berapa banyak karakter yang bisa ditiru oleh para cosplayer ini. Pun dalam suatu alur cerita manga paling sedikit ada 5 karakter utama yang bisa dicontoh oleh cosplayer, semakin lama semakin banyak variasi yang bisa dicontoh oleh cosplayer dalam kegiatan mereka. belum lagi kreatifitas manusia yang membuat suatu originalitas dalam dunia cosplay, yaitu menggunakan style mereka sendiri dengan tidak terpatok pada satu tokoh anime atau manga. Jadi inspirasi cosplay ini tidak itu-itu saja dan tidak akan pernah habis. Unlimited!
sungguh sejarah yang unik dan perkembangan masa depan yang tak terbatas bukan?
nah, bagaimana dengan perkembangan cosplay di Indonesia sendiri? Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.
Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, di Medan sendiri baru diadakan di 4- tahun terakhir ini dalam even bunkasai, ataupun festival-festival kecil yang tersebar di tempat-tempat tertentu.dan ini terus berkembang di kota-kota besar yang lain.
event terupdate terbesar adalah saat para cosplayer diundang sebagai peserta dalam acara JF3(Jakarta food fashion festival) pada tanggal 22 mei 2010 lalu. banyak cosplayer yang hadir dan melakukan cosplay dengan maksimal pada saat itu. Sungguh penampilan yang menakjubkan walaupun insiden tetap terjadi-seperti halnya pada setiap acara besar yag menuntut profesionalitas.
DEFINISI
Cosplay adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, permainan video, atau penyanyi dan musisi idola. Cosplayer adalah orang yang melakukan Cosplay. Bermain disini bukan hanya sekedar mengenakan kostum dari karakter yang mereka sukai. tapi juga menjiwai peran dan pengkarakteran dari karaktertersebut.
contoh: jika sedang menirukan karakter yang pendiam, dan pemalu. walaupun di dunia asli dia adalah orang yang hiperaktif, dia harus mampu memainkan peran karakter tadi.
Cosplayer sendiri dalam membuat kostum dan peralatan karakter yang akan dia perankan menggunakan dua cara:
1. menjahit atau membuat sendiri semua peralatan dan kostum dengan bahan-bahan yang bisa mereka beli/dapatkan. waktu penyelesaiannya bisa bervariasi tergantung dari skill dan deadline.
2.menempa jahitan pada penjahit yang mereka kenal. atau cosplayer lain yang berkompetensi agar membuatkan kostum dan peralatan mereka. tapi disini hak cipta kostum akan menggunakan nama si penjahit/pembuat. dan cosplayer yang memakai akan menjelaskan dimana /pada siapa dia membuat kostum dan peralatan tadi.
Pada beberapa saat lalu, terjadi masalah di dunia cosplay Indonesia yang pada akhirnya memunculkan istilah yang bagi telinga saya cukup baru kedengarannya.
Cosfaker, seseorang yang tertarik pada cosplay dan berkeinginan bahkan pun mungkin mengikuti cosplay HANYA SAJA dia sering menggunakan foto-foto cosplayer lain dan mengklaim bahwa itu adalah dirinya. atau dia sedang tidak bercosplay tapi mengaku sedang melakukan cosplay.
Cosliar, setipe dengan cosfaker, perbedaannya adalah. dia merupakan cosplayer yang menggunakan baju tempaan di penjahit atau cosplayer lain dan mengklaim kostum itu hasil pekerjaannya.
kedua tindakan diatas, oleh beberapa cosplayer disebut sebagai cosfuck-er. ini dikarenakan, seakan-akan cosplayer yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan aktivitasnya tidak dihargai. hasil jerih payah mereka dicomot begitu saja dan akhirnya nama mereka rusak gara-gara tindakan tidak bertanggung jawab oleh pelaku penipuan dengan cara mengaku-aku layaknya seorang cosplayer sejati.
ada juga istilah Coswear, yang artinya HANYA memakai kostum saja. sudah. tidak ada embel-embel bermain peran.
kemudian suit actor, nah tentunya ini cita-cita akhir para cosplayer. ini sebenarnya sudah merambah dunia bisnis profesi. suit actor adalah pemeran asli dalam suatu acara dorama seperti misalnya ksatria baja hitam, power ranger, death note. karena memang benar-benar menggunakan istilah "actor".
paling tidak, istilah-istilah di atas adalah yang paling umum dipakai untuk mengenali dunia cosplay.
kebudayaan yang berlebihan?
Banyak yang menyangkut pautkan coslay sebagai peniruan budaya jepang. bahkan ada yang menggunjing cosplayer sebagai pengkhianat bangsa karena tidak menghargai budaya sendiri, padahal di jepang sendiri para cosplayer merupakan generasi peradaban baru yang ditolak oleh budaya tradisonal dari pandangan umum masyarakat. sebenarnya penyangkut pautan terhadap budaya ini tidak lah etis jika dikaitkan dengan cosplay. karena budaya itu sendiri adalah sesuatu yang kompleks dan luas. dan budaya itu adalah perubahan. tidak berubah artinya tidak berbudaya. namun karena kebanyakan orang secara makro mengenal budaya adalah suatu yang menetap dan pasti terlaksana. maka hal -hal baru yang "unik" akan dianggap tabu. sedangkan dari segi yang berubah akan menganggap pemegang budaya tetap sebagai orang yang "kolot".
agar permaslahan ini jelas, mari kita bahas dari tiga bidang yang saya anggap sebagai faktor utama cosplay dianggap sebagai bagian budaya.
sebagai fashion system
seperti yang tertulis dalam blog
fashion system dalam mengkonstruksikan nilai-nilai budaya dapat dilihat dalam fenomena Harajuku. Nama Harajuku sendiri diambil dari nama wilayah yang terletak di Distrik Shibuya, Tokyo yang menjadi pusat berekspresi kaum urban Jepang. Fenomena Harajuku di Indonesia misalnya dapat kita lihat dari maraknya festival ‘jepang-jepangan’ di berbagai kesempatan.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.
para cosplayer seperti mencitrakan dirinya bahwa mereka adalah penganut gaya jepang. itulah inti dari fashion system ini. dan perhatikan, fashion system itu bukan hanya cara berpakaian, tetapi image diri secara keseluruhan.budaya akan terlihat bukan hanya secara makro tapi juga mikro. dari diri orang yang melakukan cosplay maka itu akan menjadi suatu budaya baru yang berbeda.
berkenaan dengan pembahasan diatas, satu hal yang unik dari para cosplayer di Indonesia yang saya perhatikan. Cosplayer Indonesia berusaha menjadi karakter yang mereka mainkan TETAPI masih menggunakan logika situasi dan kondisi, serta sadarnya akan keinginan untuk menaikkan nama Indonesia. hal ini saya sebut originalitas dalam bercosplay. contoh: sudah bercosplay menjadi Ultraman atau ksatria baja hitam. kemudian dengan tetap mengenakan kostum itu, mereka mengenakan batik. bayangkan! kurang berbudaya dan nasionalis apalagi cosplayer kita ini?
jika kita melihat inti sejarahnya sendiri. kita sudah tahu bahwa cosplay sendiri awalnya bukanlah dari jepang. dan cosplay itu bukan cuma soal jepang-jepangan saja. contoh: ada yang menganut cosplay west version, seperti halnya Edwin Ramadhani SA. pada event JF3 yang lalu dia menjadi Jason Vors, karakter misteri dan horor dari amerika. dan yang seperti yang saya bilang. cosplayer Indonesia sendiri masih menggunakan logika situasi dan kondisi. jika dia memerankan secara total jason tadi.maka dia akan diam dan mulai menebasa semua orang. bisa gawat kan? atau seperti salah satu cosplayer yang saya tidak tahu namanya. dia bercosplay menjadi GATOT KACA! bahkan para cosplayer anime sendiri takjub! kenapa?karena si pemeran gatot kaca tadi melakukan semuanya dengan totalitas! sampai-sampai dia menggunakan kipas anginn kecil dibalik jubahnya agar jubahnya bisa berkibar seperti gatot kaca yang terbang. apalagi ini jika tidak disebut sebagai originalitas yang baik?
dengan teori fashion system tadi sudah membuktikan bahwa. Cosplayer indonesia sendiri mampu membuktikan bahwa mereka menjunjung tinggi budaya Indonesia yang heterogen. dan mampu menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap budaya negara yang mereka tempati ini.
sebagai hobby
seperti yang tertulis di definisi, cosplay sendiri diartikan bermain kostum. Bermain disini bukan hanya sekedar mengenakan kostum dari karakter yang mereka sukai. tapi juga menjiwai peran dan pengkarakteran dari karaktertersebut.
contoh: jika sedang menirukan karakter yang pendiam, dan pemalu. walaupun di dunia asli dia adalah orang yang hiperaktif, dia harus mampu memainkan peran karakter tadi. Dalam suatu ajang kompetisi cosplay. Cosplayer harus mampu memerankan karakter tadi dengan sangat real.
ya, cosplay ternyata sudah berembang menjadi suatu seni peran. hoby yang membutuhkan skill bukan?
nah. cosplay ini memang suatu hobby atau secara deskriptif suatu minat atau ketertarikan terhadap suatu hal dan akhirnya ditekuni secara mendalam dan rutin.
hobby sendiri merupakan suatu hak individu. apakah ada yang melarang suatu kebiasaan yang kita senangi?apakah kita senang jika hobi kita dilarang dan dicemooh. sekecil apapun hobi itu, jika memandangnya dengan cara yang buruk dan menhujaninya dengan berbagai pernyataan seakan-akan kita anti akan hobi itu. berarti kita menyakiti hati seseorang dan ingat. itu akan mempengaruhi masa depan orang yang memiliki hobby tersebut. dan juga anda.
dua slogan yang menandakan cosplay adalah hobby yang positif.
1.WE COSPLAY TO EXPRESS NOT TO IMPRESS!
2.cosplay fair and fun.
bagi yang memiliki hobi cosplay, membuat semua kostum dan peralatan dengan tangan sendiri, meluangkan waktu untuk merampungkan semuanya, kemudian berlatih peran karakternya. itu merupakan suatu hal yang hebat. anda boleh sekali-kali jika melihat ada acara cosplay. silahkan datangi 1 cosplayer. lihat pakaiannya secara mendetail perhatikan! itu hasil tangan mereka sendiri sampai detil garis dan warna terkecil pun mereka perhatikan. apakah anda mampu bekerja setelaten dan seteliti itu?
hobi ini membuang waktu...ya! karena dibutuhkan ketelitian dan kesabaran. tidak ada hobi yang tidak membuang waktu dalam pengerjaannya. tapi ini menimbulkan kpuasan sendiri setelah anda memegang hasil jerih payah anda dan mengenakannya dengan penuh semangat.
hobi ini membuang uang...ups!ternyata cosplayer indonesia lebih hemat dari kelihatannya. menggunakan barang-barang dan bahan yang murah yang diambil dari produk tangan indonesia. dan menekan biaya dengan minimal. anda kira mereka melakukannya dengan harga jutaan? potong perkiraan anda sampai 70%!
hoby juga menunjukkan identitas budaya. budaya indonesia adalah budaya yang ramah dan rajin. cosplayer tidak segan-segan membantu dan memberikan nasehat pada teman -teman yang baru bergabung dalam dunia cosplay.
sebagai bisnis
jika cosplayer sudah cukup puas dengan hasil yang dia miliki tapi ingin lebih berkreativitas dalam dunia ini ,ternyata bisnis juga merangkul para cosplayer.
1.jasa penyewaan dan penjualan kostum dan aksesori.
2. sebagai model fotografi.
3.mengikuti kompetisi daerah, dalam negeri atau bahkan internasional! ada dua orang yang sudah mengharumkan nama indonesia di internasional, nick mereka adalah Pinky Luxun dan Orochi X dari Endiru/ Endless illusion team.
Bisnis adalh pengaruh budaya terbesar. Tidak perlu saya jelaskan lagi. Tentunya anda sudah paham dengan tiga poin diatas.
Selanjutnya akan saya bahas cosplayer dari segi diri mereka.
self image, lima bagian utama saya jelaskan dari self-imagel ini:
Self-control:
Kerja keras dan Seni peran adalah inti dari aktivitas ini. kontrol diri adalah yang paling utama bagi para cosplayer. Ditengah gunjingan msayrakat terhadap komunitas mereka. Mereka haris mampu mengatur diri mereka agar tetap fokus pada hoby mereka ini.
self –advance
sebagai individu yang berkembang, cosplayer benar-benar memiliki kemampuan berpikir dan berperilaku yang berbeda dari orang umum. Tidk banyak yang ingin mengembangkan diri dalam dunia hobi mereka. Jika dikatakan cosplay hanya senang-senang , slah! Tapi cosplay adalah hal yang menyenangkan. Dan untuk mencapai hal itu diperlukan pengembangan skill, baik itu dari kemampuan non-formal seperti menjahit, melukis, mendesain dan sejenisnya. Atau sampai ke pengembangan skill utama seperti memerankan suatu tokoh smapai menggunakan bahasa asli dari tokoh tersebut.
self-satisfaction
tidak ada yang lebih memuaskan bagi cosplayer jika karyanya bisa menunjukkan ekspresi dia. Hasil kerja kerasnya ternyata mampu membuat orang lain tersenyum , bahkan mungkin ada yang mengajak foto bersama. Dimana artinya..ekspresi cosplayer mampu memberikan kebahgiaan bagi orang lain. Dibanding orang-orang yang hanya bisa menghujat. Cosplayer lebih memiliki kepuasan diri yang besar. artinya mereka lebih sehat secara psikologis. Karena salah satu kunci dari kesehatan psikologis adalah mampu menghargai diri sendiri, dan puas atas apa yang telah dilakukan.
self-esteem
menyikapi segala permasalahan dengan kekeluargaan dan bersikap dewasa. Berani ambil keputusan, tidak takut terhadap siapapun yang berkata tidak baik. Sedikit memaksa mungkin jika saya menyatakan itu sebagai harga diri yang kuat,tapi itulah adanya para cosplayer. Satu hal yang saya salut. Mereka adalah orang-orang yang kuat. Seperti berkata “tidak masalah pandangan orang lain. Kita tidak mengganggu orang lain. Jika orang lain menganggu kita artinya mereka tidak mampu seperti kita”.kalimat yang hanya keluar dari orang yang benar-benar matang harga dirinya. Apakah anda seperti itu?EQ yang stabil bukan?
unique personality
saya banyak menemukan pribadi yang unik dalam diri masing-masing cosplayer. Mereka mampu memilah-milah mana sikap yang bsia mereka ambil dari peran mereka atau malah merubah peran yang akan mereka perankan dengan pribadi asli mereka. Lebih kompleks dan jujur ketimbang aktor asli. Dan hebatnya lagi. Ini hanya hasil observasi saya. Para cosplayer tidak ada yang IQ nya normal. Minimal semuanya memiliki IQ superior I. Dan beberapa yang saya kenal dekat IQ nya adalah jenius. Jika mau dibuktikan saya bersedia memberikannya pada anda semua. Mereka memiliki imajinasi yang luas, dan kreatifitas tak terbatas. Mungkin yang kurang hanya satu.stamina. namanya juga manusia..ya tidak?jika terlalu berlebihan dan memaksa diri, pasti ada yang jatuh sakit.
masalah seputar cosplay
1. masalah di dalam tim
2.masalah di antara tim
3.masalah di dalam komunitas
4..masalah didalam masyarakat
Hanya garis besar itu yang bisa saya berikan seputar masalah cosplay. Saya tidak berhak untuk mempublikasikan masalah apapun.
Tips bercosplay:
1. Silahkan hubungi cosplayer terdekat, anda akan diterima dengan senang hati sebagai saudara/teman dekat, bukan sebagai pendatang baru.
2. Tidak usah sibuk berpikir ‘’aduh...bisa gak ya aku cosplay, mahal gak ya..”, jalani saja dulu. Maka anda akan tahu betapa menyenangkan dan murahnya cosplay itu. Kalaupun biayanya diluar perkiraan anda. Berarti itu menuntut kualitas peran yang cukup tinggi.
3. Siapkan mental dan stabilkan emosi.
4. Skill dan informasi itu adalah hal utama bagi cosplayer. Sisanya adalah kesabaran, teliti dan stamina.
5. Lakukan slogan cosplay dengan baik.
Cosplay adalah suatu hal yang jauh dari perkiraan anda. Bukan hanya sekedar, tetapi malah menakjubkan. Jika anda kurang tertarik dengan isi tulisan ini. maka buat diri anda tertarik dengan melihat para cosplayer berjuang. Atau...silahkan masuki pintu cosplay.
And Welcome to unlimited world of cosplay!!!
^.^)V
Best regard:
For all cosplayer...
Gomen ne jika ada yang tidak berkenan. Semoag tujuan artikel ini tercapai.
Domo Arigatou ....
Hal yang sama akan terjadi ketika anda melihat keunikan tadi pada komunitas Cosplay dan harajuku. dan disini mungkin anda juga akan berpikir,"kreatif!", "keren", "bisa kayak gini juga ya?".Tapi tidak sedikit yang tidak setuju dengan anda,"apaan sih ni?", "alay/norak banget banget". atau yang paling tidak mengenakkan "bikin sakit mata aja,kayak anak-anak".
oh, atau jangan-jangan anda juga tidak tahu bahwa mereka-mereka yang mengenakan baju seperti ksatria baja hitam, ninja-ninjaan, pakaian yang megar-megar, gothic-gothic, aksesoris-terlalu-banyak, senjata-senjataan atau apapun itu yang mereka kenakan dan mampu menarik perhatian anda adalah sosok yang disebut sebagai Cosplayer?
atau mungkin anda tahu ada suatu festival, atau acara-acara dimana orang-orangnya bukan hanya melakukan pertukaran informasi dan pengetahuan tentang jepang, tetapi juga memakai pakaian gaya jepang dan malah sedikit mengarah ke kartun seperti Naruto, atau sailormoon?tetapi anda juga tidak tahu istilahnya...
atau malah anda tahu apa itu cosplay dan cosplayer sebagai maniak jepang-jepangan, game jepang, dan kartun atau komik jepang?
semua pendahuluan diatas akan anda temui di artikel apapun yang berhubungan dengan cosplay.
ketidaktahuan masyarakat dan animo terhadap komunitas ini menimbulkan pertanyaan dan kekaguman yang luar biasa dengan tidak sedikit hujatan yang juga muncul-sama halnya dalam masalah di komunitas apapun-bersamaan dengan kekaguman tadi. bahkan sampai ada yang membuat suatu curahan hati yang mereka sebut anti-cosplay hanya karena merasa terganggu dengan penampilan para cosplayer yang mereka anggap "terlalu berlebihan".
saya mencoba menuangkan apa yang saya ketahui tentang cosplay dan para pelakunya-yang kita sebut cosplayer-dalam suatu wacana ilmiah. tujuan utamanya adalah, memberikan informasi apa sebenarnya cosplay dan dunia cosplay itu seperti apa, serta mengubah animo atau pandangan masyarakat yang kurang baik dengan memberikan manfaat atau kelnihan ataupun kekurangan dari Cosplay ini. *secondary purpose-menambah self-confidence pada para cosplayer.
saya harap anda akan tertarik dan menghlangkan rasa tidak suka anda pada sejarah. karena saya akan memulai ini semua dengan sejarah cosplay terlebih dahulu.
SEJARAH
menurut Shiro kagamine(salah satu cosplayer) dalam catatannya "cosplay th apa sh??^^ (cosplayer wajib baca)", Cosplay memiliki sejarah yang cukup unik.
Pada tahun 1960, sering diadakan konferensi fiksi ilmiah di amerika, dimana para peserta yang hadir didalamnya disuruh mengenakan kostum dari karakter film fiksi yang ada di amerika. dan ternyata ini adalah adaptasi suatu budaya masquarade atau pesta topeng. Kemudian pada tahun 1978, di Ashinoko, Prefektur Kanagawa,Jepang, cosplay pertama kali dilangsungkan dalam bentuk pesta topeng Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars. Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.
PERKEMBANGAN
Memasuki era 90-an sampai sekarang, Perkembangan selanjutnya tampak dari industri anime(kartun jepang) dan manga(komik jepang) yang ternyata lebih membludak dibanding komik-komik dari negara amerika. Apalagi dari amerika sendiri dalam produksi gamenya mengadaptasi bahkan hanya sedikit mengubah isi game dari jepang. Terutama pada beberapa konsol seperti Playstation 2 ataupun X-Box. industri ini secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan jumlah coslpayer. Kenapa? karena didalam anime, game dan manga itu sendiri ternyata muncul banyak pengkarakteran sebagai tokoh yang terlibat dalam cerita. Lihat saja contohnya dalam game suikoden series. Pada satu seri game ini saja memiiki 108 karakter yang merupakan karakter utama yang harus didapatkan oleh karakter yang dimainkan oleh gamer. Bayangkan berapa banyak karakter yang bisa ditiru oleh para cosplayer ini. Pun dalam suatu alur cerita manga paling sedikit ada 5 karakter utama yang bisa dicontoh oleh cosplayer, semakin lama semakin banyak variasi yang bisa dicontoh oleh cosplayer dalam kegiatan mereka. belum lagi kreatifitas manusia yang membuat suatu originalitas dalam dunia cosplay, yaitu menggunakan style mereka sendiri dengan tidak terpatok pada satu tokoh anime atau manga. Jadi inspirasi cosplay ini tidak itu-itu saja dan tidak akan pernah habis. Unlimited!
sungguh sejarah yang unik dan perkembangan masa depan yang tak terbatas bukan?
nah, bagaimana dengan perkembangan cosplay di Indonesia sendiri? Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.
Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, di Medan sendiri baru diadakan di 4- tahun terakhir ini dalam even bunkasai, ataupun festival-festival kecil yang tersebar di tempat-tempat tertentu.dan ini terus berkembang di kota-kota besar yang lain.
event terupdate terbesar adalah saat para cosplayer diundang sebagai peserta dalam acara JF3(Jakarta food fashion festival) pada tanggal 22 mei 2010 lalu. banyak cosplayer yang hadir dan melakukan cosplay dengan maksimal pada saat itu. Sungguh penampilan yang menakjubkan walaupun insiden tetap terjadi-seperti halnya pada setiap acara besar yag menuntut profesionalitas.
DEFINISI
Cosplay adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, permainan video, atau penyanyi dan musisi idola. Cosplayer adalah orang yang melakukan Cosplay. Bermain disini bukan hanya sekedar mengenakan kostum dari karakter yang mereka sukai. tapi juga menjiwai peran dan pengkarakteran dari karaktertersebut.
contoh: jika sedang menirukan karakter yang pendiam, dan pemalu. walaupun di dunia asli dia adalah orang yang hiperaktif, dia harus mampu memainkan peran karakter tadi.
Cosplayer sendiri dalam membuat kostum dan peralatan karakter yang akan dia perankan menggunakan dua cara:
1. menjahit atau membuat sendiri semua peralatan dan kostum dengan bahan-bahan yang bisa mereka beli/dapatkan. waktu penyelesaiannya bisa bervariasi tergantung dari skill dan deadline.
2.menempa jahitan pada penjahit yang mereka kenal. atau cosplayer lain yang berkompetensi agar membuatkan kostum dan peralatan mereka. tapi disini hak cipta kostum akan menggunakan nama si penjahit/pembuat. dan cosplayer yang memakai akan menjelaskan dimana /pada siapa dia membuat kostum dan peralatan tadi.
Pada beberapa saat lalu, terjadi masalah di dunia cosplay Indonesia yang pada akhirnya memunculkan istilah yang bagi telinga saya cukup baru kedengarannya.
Cosfaker, seseorang yang tertarik pada cosplay dan berkeinginan bahkan pun mungkin mengikuti cosplay HANYA SAJA dia sering menggunakan foto-foto cosplayer lain dan mengklaim bahwa itu adalah dirinya. atau dia sedang tidak bercosplay tapi mengaku sedang melakukan cosplay.
Cosliar, setipe dengan cosfaker, perbedaannya adalah. dia merupakan cosplayer yang menggunakan baju tempaan di penjahit atau cosplayer lain dan mengklaim kostum itu hasil pekerjaannya.
kedua tindakan diatas, oleh beberapa cosplayer disebut sebagai cosfuck-er. ini dikarenakan, seakan-akan cosplayer yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan aktivitasnya tidak dihargai. hasil jerih payah mereka dicomot begitu saja dan akhirnya nama mereka rusak gara-gara tindakan tidak bertanggung jawab oleh pelaku penipuan dengan cara mengaku-aku layaknya seorang cosplayer sejati.
ada juga istilah Coswear, yang artinya HANYA memakai kostum saja. sudah. tidak ada embel-embel bermain peran.
kemudian suit actor, nah tentunya ini cita-cita akhir para cosplayer. ini sebenarnya sudah merambah dunia bisnis profesi. suit actor adalah pemeran asli dalam suatu acara dorama seperti misalnya ksatria baja hitam, power ranger, death note. karena memang benar-benar menggunakan istilah "actor".
paling tidak, istilah-istilah di atas adalah yang paling umum dipakai untuk mengenali dunia cosplay.
kebudayaan yang berlebihan?
Banyak yang menyangkut pautkan coslay sebagai peniruan budaya jepang. bahkan ada yang menggunjing cosplayer sebagai pengkhianat bangsa karena tidak menghargai budaya sendiri, padahal di jepang sendiri para cosplayer merupakan generasi peradaban baru yang ditolak oleh budaya tradisonal dari pandangan umum masyarakat. sebenarnya penyangkut pautan terhadap budaya ini tidak lah etis jika dikaitkan dengan cosplay. karena budaya itu sendiri adalah sesuatu yang kompleks dan luas. dan budaya itu adalah perubahan. tidak berubah artinya tidak berbudaya. namun karena kebanyakan orang secara makro mengenal budaya adalah suatu yang menetap dan pasti terlaksana. maka hal -hal baru yang "unik" akan dianggap tabu. sedangkan dari segi yang berubah akan menganggap pemegang budaya tetap sebagai orang yang "kolot".
agar permaslahan ini jelas, mari kita bahas dari tiga bidang yang saya anggap sebagai faktor utama cosplay dianggap sebagai bagian budaya.
sebagai fashion system
seperti yang tertulis dalam blog
fashion system dalam mengkonstruksikan nilai-nilai budaya dapat dilihat dalam fenomena Harajuku. Nama Harajuku sendiri diambil dari nama wilayah yang terletak di Distrik Shibuya, Tokyo yang menjadi pusat berekspresi kaum urban Jepang. Fenomena Harajuku di Indonesia misalnya dapat kita lihat dari maraknya festival ‘jepang-jepangan’ di berbagai kesempatan.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.
para cosplayer seperti mencitrakan dirinya bahwa mereka adalah penganut gaya jepang. itulah inti dari fashion system ini. dan perhatikan, fashion system itu bukan hanya cara berpakaian, tetapi image diri secara keseluruhan.budaya akan terlihat bukan hanya secara makro tapi juga mikro. dari diri orang yang melakukan cosplay maka itu akan menjadi suatu budaya baru yang berbeda.
berkenaan dengan pembahasan diatas, satu hal yang unik dari para cosplayer di Indonesia yang saya perhatikan. Cosplayer Indonesia berusaha menjadi karakter yang mereka mainkan TETAPI masih menggunakan logika situasi dan kondisi, serta sadarnya akan keinginan untuk menaikkan nama Indonesia. hal ini saya sebut originalitas dalam bercosplay. contoh: sudah bercosplay menjadi Ultraman atau ksatria baja hitam. kemudian dengan tetap mengenakan kostum itu, mereka mengenakan batik. bayangkan! kurang berbudaya dan nasionalis apalagi cosplayer kita ini?
jika kita melihat inti sejarahnya sendiri. kita sudah tahu bahwa cosplay sendiri awalnya bukanlah dari jepang. dan cosplay itu bukan cuma soal jepang-jepangan saja. contoh: ada yang menganut cosplay west version, seperti halnya Edwin Ramadhani SA. pada event JF3 yang lalu dia menjadi Jason Vors, karakter misteri dan horor dari amerika. dan yang seperti yang saya bilang. cosplayer Indonesia sendiri masih menggunakan logika situasi dan kondisi. jika dia memerankan secara total jason tadi.maka dia akan diam dan mulai menebasa semua orang. bisa gawat kan? atau seperti salah satu cosplayer yang saya tidak tahu namanya. dia bercosplay menjadi GATOT KACA! bahkan para cosplayer anime sendiri takjub! kenapa?karena si pemeran gatot kaca tadi melakukan semuanya dengan totalitas! sampai-sampai dia menggunakan kipas anginn kecil dibalik jubahnya agar jubahnya bisa berkibar seperti gatot kaca yang terbang. apalagi ini jika tidak disebut sebagai originalitas yang baik?
dengan teori fashion system tadi sudah membuktikan bahwa. Cosplayer indonesia sendiri mampu membuktikan bahwa mereka menjunjung tinggi budaya Indonesia yang heterogen. dan mampu menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap budaya negara yang mereka tempati ini.
sebagai hobby
seperti yang tertulis di definisi, cosplay sendiri diartikan bermain kostum. Bermain disini bukan hanya sekedar mengenakan kostum dari karakter yang mereka sukai. tapi juga menjiwai peran dan pengkarakteran dari karaktertersebut.
contoh: jika sedang menirukan karakter yang pendiam, dan pemalu. walaupun di dunia asli dia adalah orang yang hiperaktif, dia harus mampu memainkan peran karakter tadi. Dalam suatu ajang kompetisi cosplay. Cosplayer harus mampu memerankan karakter tadi dengan sangat real.
ya, cosplay ternyata sudah berembang menjadi suatu seni peran. hoby yang membutuhkan skill bukan?
nah. cosplay ini memang suatu hobby atau secara deskriptif suatu minat atau ketertarikan terhadap suatu hal dan akhirnya ditekuni secara mendalam dan rutin.
hobby sendiri merupakan suatu hak individu. apakah ada yang melarang suatu kebiasaan yang kita senangi?apakah kita senang jika hobi kita dilarang dan dicemooh. sekecil apapun hobi itu, jika memandangnya dengan cara yang buruk dan menhujaninya dengan berbagai pernyataan seakan-akan kita anti akan hobi itu. berarti kita menyakiti hati seseorang dan ingat. itu akan mempengaruhi masa depan orang yang memiliki hobby tersebut. dan juga anda.
dua slogan yang menandakan cosplay adalah hobby yang positif.
1.WE COSPLAY TO EXPRESS NOT TO IMPRESS!
2.cosplay fair and fun.
bagi yang memiliki hobi cosplay, membuat semua kostum dan peralatan dengan tangan sendiri, meluangkan waktu untuk merampungkan semuanya, kemudian berlatih peran karakternya. itu merupakan suatu hal yang hebat. anda boleh sekali-kali jika melihat ada acara cosplay. silahkan datangi 1 cosplayer. lihat pakaiannya secara mendetail perhatikan! itu hasil tangan mereka sendiri sampai detil garis dan warna terkecil pun mereka perhatikan. apakah anda mampu bekerja setelaten dan seteliti itu?
hobi ini membuang waktu...ya! karena dibutuhkan ketelitian dan kesabaran. tidak ada hobi yang tidak membuang waktu dalam pengerjaannya. tapi ini menimbulkan kpuasan sendiri setelah anda memegang hasil jerih payah anda dan mengenakannya dengan penuh semangat.
hobi ini membuang uang...ups!ternyata cosplayer indonesia lebih hemat dari kelihatannya. menggunakan barang-barang dan bahan yang murah yang diambil dari produk tangan indonesia. dan menekan biaya dengan minimal. anda kira mereka melakukannya dengan harga jutaan? potong perkiraan anda sampai 70%!
hoby juga menunjukkan identitas budaya. budaya indonesia adalah budaya yang ramah dan rajin. cosplayer tidak segan-segan membantu dan memberikan nasehat pada teman -teman yang baru bergabung dalam dunia cosplay.
sebagai bisnis
jika cosplayer sudah cukup puas dengan hasil yang dia miliki tapi ingin lebih berkreativitas dalam dunia ini ,ternyata bisnis juga merangkul para cosplayer.
1.jasa penyewaan dan penjualan kostum dan aksesori.
2. sebagai model fotografi.
3.mengikuti kompetisi daerah, dalam negeri atau bahkan internasional! ada dua orang yang sudah mengharumkan nama indonesia di internasional, nick mereka adalah Pinky Luxun dan Orochi X dari Endiru/ Endless illusion team.
Bisnis adalh pengaruh budaya terbesar. Tidak perlu saya jelaskan lagi. Tentunya anda sudah paham dengan tiga poin diatas.
Selanjutnya akan saya bahas cosplayer dari segi diri mereka.
self image, lima bagian utama saya jelaskan dari self-imagel ini:
Self-control:
Kerja keras dan Seni peran adalah inti dari aktivitas ini. kontrol diri adalah yang paling utama bagi para cosplayer. Ditengah gunjingan msayrakat terhadap komunitas mereka. Mereka haris mampu mengatur diri mereka agar tetap fokus pada hoby mereka ini.
self –advance
sebagai individu yang berkembang, cosplayer benar-benar memiliki kemampuan berpikir dan berperilaku yang berbeda dari orang umum. Tidk banyak yang ingin mengembangkan diri dalam dunia hobi mereka. Jika dikatakan cosplay hanya senang-senang , slah! Tapi cosplay adalah hal yang menyenangkan. Dan untuk mencapai hal itu diperlukan pengembangan skill, baik itu dari kemampuan non-formal seperti menjahit, melukis, mendesain dan sejenisnya. Atau sampai ke pengembangan skill utama seperti memerankan suatu tokoh smapai menggunakan bahasa asli dari tokoh tersebut.
self-satisfaction
tidak ada yang lebih memuaskan bagi cosplayer jika karyanya bisa menunjukkan ekspresi dia. Hasil kerja kerasnya ternyata mampu membuat orang lain tersenyum , bahkan mungkin ada yang mengajak foto bersama. Dimana artinya..ekspresi cosplayer mampu memberikan kebahgiaan bagi orang lain. Dibanding orang-orang yang hanya bisa menghujat. Cosplayer lebih memiliki kepuasan diri yang besar. artinya mereka lebih sehat secara psikologis. Karena salah satu kunci dari kesehatan psikologis adalah mampu menghargai diri sendiri, dan puas atas apa yang telah dilakukan.
self-esteem
menyikapi segala permasalahan dengan kekeluargaan dan bersikap dewasa. Berani ambil keputusan, tidak takut terhadap siapapun yang berkata tidak baik. Sedikit memaksa mungkin jika saya menyatakan itu sebagai harga diri yang kuat,tapi itulah adanya para cosplayer. Satu hal yang saya salut. Mereka adalah orang-orang yang kuat. Seperti berkata “tidak masalah pandangan orang lain. Kita tidak mengganggu orang lain. Jika orang lain menganggu kita artinya mereka tidak mampu seperti kita”.kalimat yang hanya keluar dari orang yang benar-benar matang harga dirinya. Apakah anda seperti itu?EQ yang stabil bukan?
unique personality
saya banyak menemukan pribadi yang unik dalam diri masing-masing cosplayer. Mereka mampu memilah-milah mana sikap yang bsia mereka ambil dari peran mereka atau malah merubah peran yang akan mereka perankan dengan pribadi asli mereka. Lebih kompleks dan jujur ketimbang aktor asli. Dan hebatnya lagi. Ini hanya hasil observasi saya. Para cosplayer tidak ada yang IQ nya normal. Minimal semuanya memiliki IQ superior I. Dan beberapa yang saya kenal dekat IQ nya adalah jenius. Jika mau dibuktikan saya bersedia memberikannya pada anda semua. Mereka memiliki imajinasi yang luas, dan kreatifitas tak terbatas. Mungkin yang kurang hanya satu.stamina. namanya juga manusia..ya tidak?jika terlalu berlebihan dan memaksa diri, pasti ada yang jatuh sakit.
masalah seputar cosplay
1. masalah di dalam tim
2.masalah di antara tim
3.masalah di dalam komunitas
4..masalah didalam masyarakat
Hanya garis besar itu yang bisa saya berikan seputar masalah cosplay. Saya tidak berhak untuk mempublikasikan masalah apapun.
Tips bercosplay:
1. Silahkan hubungi cosplayer terdekat, anda akan diterima dengan senang hati sebagai saudara/teman dekat, bukan sebagai pendatang baru.
2. Tidak usah sibuk berpikir ‘’aduh...bisa gak ya aku cosplay, mahal gak ya..”, jalani saja dulu. Maka anda akan tahu betapa menyenangkan dan murahnya cosplay itu. Kalaupun biayanya diluar perkiraan anda. Berarti itu menuntut kualitas peran yang cukup tinggi.
3. Siapkan mental dan stabilkan emosi.
4. Skill dan informasi itu adalah hal utama bagi cosplayer. Sisanya adalah kesabaran, teliti dan stamina.
5. Lakukan slogan cosplay dengan baik.
Cosplay adalah suatu hal yang jauh dari perkiraan anda. Bukan hanya sekedar, tetapi malah menakjubkan. Jika anda kurang tertarik dengan isi tulisan ini. maka buat diri anda tertarik dengan melihat para cosplayer berjuang. Atau...silahkan masuki pintu cosplay.
And Welcome to unlimited world of cosplay!!!
^.^)V
Best regard:
For all cosplayer...
Gomen ne jika ada yang tidak berkenan. Semoag tujuan artikel ini tercapai.
Domo Arigatou ....