Mereka
membawaku ke suatu tempat dengan mobil lapis baja ini. Mataku tidak ditutup, tanganku
tidak diborgol. “Tidak perlu, walau kau tau lokasinya, kau tak akan bisa kabur.”
kata salah satu dari mereka selagi yang lain menertawaiku.
Well,
sepertinya mereka tidak main-main. Mereka bukan kelompok yang sama dengan yang
pernah aku dan Ageha singkirkan. Yang “menjemput”-ku saja lebih dari 10 orang
dengan peralatan lengkap. Sepertinya mereka juga lebih terlatih dan memiliki
banyak peralatan canggih dibanding kelomok-kelompok penjahat picisan lainnya.
Hampir setaraf Markas besarku. Aku tidak mau menghabiskan energi sekarang. Ikuti
saja apa maunya mereka.
Perjalanan
cukup panjang, dari tengah kota dimana mereka menemukanku sampai di tengah
padang gurun yang berada di pinggiran kota. Apa mereka mau membunuhku dan
menguburku jauh disini? Tidak, Kalau mau membunuhku sudah mereka lakukan dari
awal, tidak perlu repot-repot membawaku jauh begini.
Mobil
kami berhenti tepat di depan tempat di tengah padang gurun, Seperti sebuah...
Taman bermain? “CUTIE LAND”. Aku Cuma bisa mengernyitkan dahiku. Penjaga lain
keluar dari mobil baja dan membuka pintu mengawalku di depan dan belakang. Sedangkan
aku diapit oleh dua orang. Aku melihat muka kedua penjagaku, aku toleh kanan
dan toleh kiri seperti orang blo’on.
“Taman
bermain?”, tanyaku. Mereka melihat ke arahku.
“Markas
kalian?”, aku masih kebingungan dan salah satu penjaga hanya mengacungkan
jempol dan mengangguk sok keren.
Bayangkan saja Arnold di film terminator, rambut tegak ke atas, pake kacamata
hitam, tapi kali ini suitnya adalah jas hitam dengan kemeja putih sedang
mengacungkan jempolnya.
Kami
mengelilingi seluruh alat di taman bermain ini, mereka sepertinya menekan suatu
tombol di masing-masing alat. Kemudian kami berhenti di depan Carousel...berwarna pink. Setelah menaiki tangga, beberapa orang
yang mengawalku menaiki kudanya dan kurasa itu terpola.
“Kau,
naik”. Salah satu pengawal tadi menodongku dengan pistol dan mendorongku ke
arah salah satu kuda.
“Ha?
C’mooon, masa harus...?”, aku seperti
anak kecil yang ogah-ogahan saat disuruh orang tua. Aku kurang suka dengan
permainan-permainan begini. Aku, Alpha Male sejati, naik carousel?
Setelah
naik, salah seorang pengawal menekan tombol dan carousel itu mulai berputar. berputar...dan berputar...dan
tiba-tiba terjadi guncangan. Selagi kuda-kuda ini melaju dan berputar, carousel
ini turun ke bawah tanah seperti lift.
5-10
menit, mungkin skitar segitu waktu yang dihabiskan carousel ini berputar dan
turun ke bawah tanah. Aku pusing. Tepat sebelum aku mencapi puncak mualku,
Carousel ini berhenti bergerak dan sesuatu yang seperti gerbang besar terbuka
lebar. Di depan gerbang itu sudah ada seseorang yang menunggu dan dia dikawal
oleh dua orang bersenjata lebih canggih dari orang-orang di belakangku.
“Selamat
datang, Tuan Agen rahasia... Maaf sudah tidak sopan pada anda dengan langsung
menjemput dengan orang yang begitu banyak.”, Sepertinya dia pimpinan disini,
atau paling tidak wakil pimpinan. Bukannya membawaku ke dalam, dan langsung
menungguku disini. Sangat berani. Berani sekali untuk ukuran pimpinan.
“Tidak
Masalah..” jawabku.
“Langsung
ke permasalahan, kami meminta bantuan anda...menggunakan kemampuan anda...”,
benar-benar efisien.
“Ha...
tidak masalah, bisa kita bicarakan, mungkin saya bisa menggunakan jasa anda
juga... tapi sebelumnya..saya mau tanya..”
“oh
boleh, silahkan..”
“Kenapa
harus taman bermain..?”
“Selera
Tuan besar..”
“Pink?”
“ya...”
“...”