“Kalian bisa
melanjutkan perjalanan besok, malam ini, istirahatlah disini. Kami akan membantu
mempersiapkan bekal kalian.”, Kepala desa membujuk kami untuk menunda
perjalanan sampai besok pagi. Sepertinya
memang itu yang terbaik untuk sekarang, kami juga butuh mengembalikan kekuatan
kami. Pelangi Biru cukup tangguh, susah payah kami mengalahkan dan
mengekstraknya. Dua lagi, dan perjalanan kami akan selesai.
“Baiklah pak, kami
terima tawaran anda. Teman-teman, kita istirahat dulu malam ini.”.
“oke”.
“Terima kasih pak kepala desa”.
“Terima kasih pak kepala desa”.
“saya boleh pesan
makanan lain kan pak kepala desa?”. Dien tidak menyia-nyiakan kebaikan pak
kepala desa.
“Dien...”, aku
memelototinya.
“apaaa?”, dia
protes.
“sudah tidak
apa-apa, Anda semua boleh memesan makanan yang ada disini. Peternakan dan
seluruh hasil perkebunan disini adalah salah satu yang terbaik. Hanya ini yang
bisa kami berikan sebagai ucapan terima kasih untuk para pahlawan seperti
anda.”
“Tidak masalah pak.
Kami yang seharusnya berterima kasih.”
Aku hanya bisa
tersenyum dan aku kembali merenung.
“dua lagi...”, gumamku.
***
“Jika ketujuh warna pelangi tidak terkumpul
pada tanggal 8 bulan 8 tahun 88, maka para leprechaun akan menghancurkan
seluruh permukaan bumi. Panggil ketujuh ksatria, bangkitkan tujuh kekuatan, dan
gunakan ritual tujuh hari untuk mengembalikan pelangi kemuka bumi. Hujan
merindunya...”
Titah Raja setelah
mendengarkan nasihat sang Penyihir saat pertama kali pelangi pudar. Tak bisa
dibantah. Maafkan aku sayang, kurasa aku takkan pernah bisa bertemu denganmu
lagi...
Semuanya akan
berakhir di ritual tujuh hari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar