Aku meninggalkan kopi yang tersuguh
di meja tadi dan langsung lari ke dalam ruangan coffee shop. Buih pada kopi tadi jelas-jelas membentuk kupu-kupu. Tidak salah lagi,
hanya Ageha yang punya ciri khas perilaku nyentrik seperti itu.
“Mana dia...”, geramku. Aku menghambur
dan mencari-cari ke seluruh sudut di coffee shop itu, aku langsung mencari
pelayan wanita cantik tadi. Aku mencoba mengingat ciri-cirinya. Kulit putih,
cantik, rambut sebahu dan kacamata hipster.
Lantai 1, tidak ada. Dapur, tidak
ada. Lantai 2, aku melekatkan pandanganku pada setiap sudut, namun aku sama
sekali tidak menemukan pelayan tadi.
“Sial, apa dia sudah keluar?”,
gumamku. Jika memang dia sudah keluar, percuma aku mencarinya. Jadi, untuk apa
dia menunjukkan simbol tadi, tidak mungkin dia Cuma mau pamer keberadaan saja
kan?
“Halo, Tuan agen rahasia...”, Suara renyah seorang wanita datang dari meja
di dekat jendela.
“Mencari sesuatu?”, aku menoleh
padanya, senyumnya membuat jantungku berhenti berdetak sesaat. Bahaya. Aku
langsung membangkitkan pikiran kritisku. Analisa. Jangan terpengaruh.
“Pantas aku tidak menemukan pelayan
tadi, rupanya sudah berganti kostum
dengan gaya casual gadis jaman sekarang. Kau Ageha kan?”
Dia bertepuk tangan dengan riang dan
menjawab pertanyaanku dengan cara yang membuat laki-laki manapun akan terkena charm-nya seketika, “waaah, hebat.
Tebakan anda tepat sekali tuan Agen rahasia.”
“Kau menunjukkan kehadiranmu disini,
padaku, bahkan tidak lari setelah mengetahui aku adalah seorang agen rahasia.”
“KARENA kamu adalah agen rahasia dan
satu-satunya orang yang mencariku, makanya aku memunculkan diri.”, dia
mengedipkan sebelah matanya.
“Mari Tuan Agen Rahasia, kita
melakukan sedikit obrolan, dan tentunya lebih nyaman dengan duduk... dan
menikmati kopi ini...”.
Kurasa aku sudah terkena Charm-nya. Tidak ada
salahnya membuang sedikit waktu disini. Kurasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar