“Berita dari Markas besar
bagaimana?”
“Tidak ada.”
“Sudah kuduga, bahkan mereka pun
tidak bisa melacak wanita itu. Beritahu segera jika ada informasi baru.”
“Baik pak.”
Aku memutuskan pembicaraan tadi.
Jika terlalu lama berbicara di saluran telepon, bisa-bisa aku yang dilacak.
Masalah pengangkutan nanovirus ini tidak sembarangan. Bukan 2-3 organisasi saja
yang ikut melacak dan berusaha merngambilnya, Bahkan wanita sekelas Ageha juga
ikut andil di perseteruan ini. Tapi untuk apa?
Berpikir banyak untuk sekarang ini
juga tidak ada gunanya. Sudah sampai disini pun aku belum bisa menemukan Ageha.
Ini terlalu rumit.
“Pak, ini pesanan kopi hitam panas
anda.”
“Ah ya, terima kasih.”
“Ada lagi yang maudipesan pak?”
“Tidak, Terima kasih.”, jawabku
dengan senyum. Gadis pelayan yang cantik. Rambut sebahu, kulit putih, jari
lentik menggunakan Kacamata hipster.
“kalau begitu Selamat menikmati
pak.”, ucapnya.
Aku tersenyum sambil melihatnya
berlalu ke dalam cafe. Suasana disini lumayan nyaman. Angin sore benar-benar sejuk.
Jarang buat agen sekelasku bisa bersantai seperti ini di tengah misi.
Aku melihat kopi yang masih
mengeluarkan uap panas itu.
“I-ini!”
Buih-buih di kopi hitam ini
membentuk kupu-kupu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar